22 April 2009

Susan Boyle - Britains Got Talent 2009

Susan Boyle, wanita Scotlandia sederhana kelahiran 1961 dengan penampilan fisik tak meyakinkan itu tampil mengharubirukan dunia dengan suara emasnya. Salah satu videonya di YouTube ketika menyanyikan "I Dreamed A Dream" mencatat angka lebih dari 38 juta kali dikunjungi. Don't judge the book by its cover, demikian harian Kompas memuji Susan Boyle.

Media cetak maupun elektronik di Indonesia pun tak kurang heboh. Nyaris tak satupun yang tak meliput pesona Susan Boyle. Liputan yang gegap gempita ini turut mendidihkan angka pencarian terhadap Susan Boyle dalam beberapa minggu terakhir di internet.

Semua pihak tiba-tiba tercengang dan tercenung, betapa kita telah melupakan hakekat seni nyanyi selama ini. Tiba-tiba banyak orang tersadar bahwa banyak penyanyi kita yang hanya mengandalkan pinggul, dada dan wajah, tanpa modal suara sedikitpun. Ulasan di berbagai media mengungkapkan nada yang sama. Betapa indahnya kesederhanaan Susan Boyle. Betapa mengharukannya suara tulusnya dan -dengan nada penuh penyesalan- betapa payahnya suara para penyanyi kita.

Demikianlah hakekat perenungan nasional kita dalam 7 hari terakhir ini.



Saksikan Susan Boyle beraksi
.

20 April 2009

Objek Wisata Batu Susun, Buol, Sulawesi Tengah

Saya singgah di pantai Lakea pada sebuah objek wisata yang bernama Batu Susun. Pantainya bersih dengan landmark yang khas berupa batu berbentuk unik seperti susunan keripik atau biskuit.

Batu Susun terletak kurang lebih 30 km dari kota Buol, Sulawesi Tengah. Letaknya yang terpencil membuat lokasi ini sepi, jarang pengunjung.

Buol bisa dicapai dengan pesawat Merpati sekali seminggu dari Manado, Gorontalo atau Palu. Lewat jalan darat terdapat kendaraan sewa biasanya berupa mobil sekelas Kijang.

Buol terletak 600 km dari Palu dan Manado. Jauhnya jangkauan dari kota besar terdekat membuat lokasi wisatanya yang cukup indah jadi jarang tersentuh.

18 April 2009

Handphone berbasis Linux segera tiba

Beberapa waktu yang lalu T-Mobile mengeluarkan sebuah handset berbasis Google Android. Ini bukan kali pertama Linux muncul sebagai sistem operasi untuk ponsel. Sebelumnya tanpa banyak gembar-gembor beberapa handphone Motorola seperti ROKR-E1 sukses tanpa menonjolkan ke-Linux-annya. Begitu pula geliat beberapa sistem alternatif lain seperti OpenMoko, walaupun didukung banyak vendor tetapi belum mencuri perhatian.

Kemunculan Google Android merupakan berita karena nama besar Google dibaliknya. Yang lebih mendebarkan, ternyata Android merupakan OS yang bisa relatif mudah dipasang ke sebuah Netbook. Wow, ini membuat darah para hacker mendidih ingin segera menjajalnya.

Kini beberapa handset baru berbasis Linux sudah memasuki pasar. Benar-benar membuat saya tak sabar menunggu mereka hadir di pasar handphone Indonesia.

16 April 2009

Komputer sebesar ibu jari (2)

Ini adalah gambar Flash Drive 4GB saya yang berisi Kubuntu LiveCD. Di masa kini, ini seharusnya sudah bukan barang asing lagi. Lihat catatan agak panjang saya pada posting sebelumnya.

Komputer sebesar ibu jari

Linux memiliki fleksibilitas luar biasa yang tak dimiliki oleh sistem lainnya. Ini dimulai ketika Karl Knopper mempopulerkan Distro Knoppix. Knoppix adalah Linux yang bisa dijalankan sepenuhnya dari CD atau DVD tanpa harus diinstal ke dalam harddisk. Sejak itu, Linux melesat tanpa terbendung. Gagasan full operating system dalam sekeping CD benar-benar membuktikan bahwa para programmer Linux adalah orang-orang jenius kreatif. Ada sistem lain yang mencoba meniru tetapi tidak bisa disetarakan sama sekali.

Ide tersebut kemudian berkembang. Kini di saku saya ada USB Flash Drive 4GB yang saya instalkan Linux. Utilitas untuk ini tersedia di Ubuntu Linux. Jalankan saja perintah: sudo apt-get install usb-creator, kemudian lihat di menu System Administration-Create Startup Disk. Untuk itu anda perlu menyiapkan file .iso dari sebuah Linux LiveCD. Usb-creator akan menginstal LiveCD tersebut ke dalam Flash drive. Hanya butuh waktu 1-2 menit, bootable Flash Drive sudah siap dipakai.

Punya saya, saya instalkan Kubuntu LiveCD. Sekarang ke manapun saya pergi, saya tetap bisa memakai Linux.

Keuntungannya banyak. Saya tidak perlu kuatir password disadap di komputer orang, sistem saya biasanya berjalan jauh lebih cepat daripada OS yang ada dalam harddisk mereka, saya tak perlu antivirus, dll.

Kesulitannya: ada orang yang tidak rela mengubah setting BIOSnya untuk diboot dari Flash Drive saya. padahal apa ruginya? Justru saya tidak bermaksud mengganggu harddisknya dengan cara ini. Tapi begitulah namanya juga numpang pake harus menghormati pemiliknya dong.

Walaupun demikian, saya cukup ketagihan berkomputer lewat Flash drive. Untuk surfing, sekarang saya lebih sering memakai Flash Drive, walaupun dipakai di laptop saya sendiri.

Komputer sebesar ibu jari ini sebenarnya adalah bukti nyata bahwa Linux lebih unggul dalam kecerdasan teknologi.

10 April 2009

Ular Tangga


Tahukah anda asal usul permainan ular tangga?
Permainan ular tangga barangkali merupakan salah satu mainan rekreasi ringan yang cukup populer di Indonesia di samping mainan papan lain seperti Monopoli, Ludo, Dam dan Halma. Pada permainan ular tangga, medan permainan adalah sebuah papan atau karton bergambar kotak-kotak biasanya berukuran 10x10 kotak. Tiap kotak diberi nomor urut mulai dari nomor 1 dari sudut kiri bawah sampai nomor 10 di sudut kanan bawah, lalu dari kanan ke kiri mulai nomor 11 baris kedua sampai nomor 20 dan seterusnya sampai nomor 100 di sudut kiri atas. Kotak-kotak tertentu berisi gambar yang mengandung pesan atau perbuatan. Ada pesan atau perbuatan baik, ada yang buruk. Pesan atau perbuatan baik biasanya diganjar dengan kenaikan ke kotak yang lebih tinggi lewat tangga, sedangkan pesan atau perbuatan buruk dihukum dengan penurunan ke kotak lebih rendah melewati ular. Karena itu dinamakan Ular Tangga. Giliran bermain dan jumlah langkah yang akan dimainkan ditentukan menggunakan lemparan dadu. Tujuan permainan adalah bagaimana mencapai kotak nomor 100 secepat mungkin.

Permainan sederhana namun mengasyikkan ini tersebar di seluruh dunia dan umumnya memiliki ciri yang sama dengan nama yang umumnya merupakan terjemahan dari kata ular dan tangga dalam bahasa masing-masing. Dalam bahasa Inggris misalnya dinamakan Snakes-and-Ladders.

Ular Tangga aslinya konon berasal dari India. Website pemerintah India mengklaim bahwa permainan ular tangga diciptakan oleh Gyandev, orang suci India di abad ke-13. Konon nama asli mainan ini adalah Mokshpat atau Moksha-Patamu, dimana tangga melambangkan perbuatan baik dan ular melambangkan pelanggaran. Tujuannya memberi semacam pelajaran budi pekerti bahwa perbuatan baik akan mendapat pahala sedangkan perbuatan buruk mendapat hukuman.

Nomor-nomor kotak pada permainan aslinya sudah memiliki nilai tetap, kotak nomor 12 misalnya adalah kotak bernama Iman, kotak nomor 73 adalah pembunuhan, kotak nomor 76 adalah pengetahuan, dan seterusnya. Dalam prakteknya, masing-masing pembuat permainan ini memodifikasi sesuka hati mereka, bahkan memberikan bermacam-macam variasi tema pada permainan ini. Permainan ular tangga di Indonesia, misalnya, memiliki macam-macam variasi. Kemungkinan variasi yang bisa dibikin memang hanya bisa dibatasi oleh tingkat imajinasi saja.

Yang tetap menjadi ciri khas yang tak pernah berubah adalah kehadiran ular dan tangga. Ular selalu melambangkan sesuatu yang negatif, kesialan, hukuman, pelanggaran, sifat buruk, kemurungan, warna yang suram, kegelapan ataupun neraka, sedangkan tangga selalu melambangkan sesuatu yang positif, keberuntungan, pahala, ketaatan, sifat baik, kegembiraan, warna yang cerah, kemurnian, dan sorga.

Yang jadi paradoks dari perlambang-perlambang tersebut adalah bahwa ular dalam beberapa ritual rakyat India, terutama di kalangan umat Hindu tertentu, merupakan hewan yang dipuja sebagai sosok dewa. Pada hari kelima bulan Shravan dalam kalender Hindu, yang disebut Nag Panchami, orang-orang melakukan ritual pemujaan terhadap ular atau nag. Diyakini bahwa dewa ular yang dikaitkan dengan Dewa Subrmanya akan terhibur dengan pemujaan ini sehingga akan menghapus penderitaan mereka dan membawa kebahagiaan. Di Bengal dan sebagian Assam dan Orissa, orang mengharapkan mendapat berkahan dari Mansa, sang ratu ular.

Pemujaan dan ketakutan, perasaan positif dan negatif, penderitaan dan pengharapan akan berkah, merupakan dua sisi mata uang yang hadir dalam sikap mental bawah sadar manusia terhadap ular. Dua sisi saling paradoks ini hadir melalui tempaan pengalaman manusia dalam pergaulan mereka secara langsung dengan ular. Manusia menyaksikan keganasan bisa ular yang menghantarkan jiwa manusia ke alam maut dalam waktu singkat. Manusia juga menyaksikan dengan perasaan gentar bagaimana sosok tubuh manusia bisa ditelan seutuhnya oleh seekor ular. Manusia mendapati bahwa perlakuan baik terhadap ular merupakan jalan damai yang terbaik. Pemujaan terhadap ular merupakan pelembagaan ketakutan sekaligus upaya mencari selamat dari ketakutan itu. Sifat ular sendiri, yang tidak suka menyerang jika tidak diserang, sangat klop dengan pendekatan religius manusia terhadapnya. Dengan demikian agama telah menjadi jalan keluar yang alamiah bagi bersatunya bangsa manusia yang berdarah panas dan bangsa ular yang berdarah dingin.

Ayo bermain ular tangga dan lupakan sejenak kengerian anda terhadap ular.

09 April 2009

Rambut ular Medusa - kutukan, fashion, gejala klinis

Konon, Medusa mulanya adalah seorang gadis cantik jelita, salah satu dari tiga orang putri Gorgon, seorang dewi Yunani yang menakutkan. Kedua saudari Medusa konon ditakdirkan hidup abadi, Medusa sebaliknya bersifat fana.

Kecantikan Medusa yang luar biasa membuat hati Poseidon, sang dewa laut yang playboy, mabuk kepayang. Dasar dewa sudah kebelet nafsu, Poseidon merayu Medusa di kuil Athena, kemudian mereka bercinta di situ. Athena yang memergoki mereka marah besar. Kuil suci kok dijadikan tempat indehoy. Seperti kebiasaan dewa-dewi kalau lagi marah, Athena mengutuk Medusa habis-habisan (jadi kalau anda marah sampai mengeluarkan sumpah-serapah, jangan-jangan anda seorang dewi).

Medusa yang cantik jelita disumpahin jadi jelek. Wajahnya berubah menakutkan, rambut hitam kemilau bak putri shampoo dikutuk jadi ular semua. Jadilah Medusa sosok legendaris dengan mode rambut yang keren abis, ular betulan, gila bener. Tapi tidak cuma sampai disitu, semua orang yang berani main mata dengan Medusa bakal ketemu batunya, maksudnya langsung jadi batu betulan. Hidup Medusa benar-benar hancur gara-gara asmara semenit (kisah tragis seperti ini kayaknya tetap sering terjadi di zaman sekarang, kita memang tidak pernah belajar dari Medusa. Amit amit). Tidak ada orang yang berani ketemu beliau lantaran takut jadi batu. Medusa jadi malapetaka, di manapun dia berada (mirip-mirip biang gosip zaman sekarang).

Medusa akhirnya dibunuh oleh Perseus, yang belakangan kawin dengan Andromeda. Kepala Medusa dipenggal oleh Perseus ketika Medusa sedang tidur. Tentu saja tindakan sadis mutilasi gaya Yunani dilakukan oleh Perseus sambil matanya merem, karena kalau tidak ia sendiri bakal keburu jadi batu.

Kepala berambut ular Medusa diserahkan Perseus kepada Athena, lalu dijadikan hiasan dada. Sejak itu nilai jual kepala Medusa sebagai aksesoris dalam fashion tetap tinggi dari masa ke masa. Dewasa ini kepala Medusa dijadikan icon produk Versace. Designer lain seperti Roberto Cavalli dan Marchesa Casati juga meminjam kepala Medusa sebagai sumber inspirasi design dan fashion.

Kepala Medusa juga memberikan inspirasi di kalangan medis. Pada pasien dengan penyakit sirosis hati, terjadi pembendungan pembuluh darah yang menuju ke hati. Bendungan tersebut akan nampak seperti ular-ularan yang memencar dari pusar ke arah luar. Karena gambarannya mirip kepala Medusa maka gambaran klinis ini disebut caput medusae. Silahkan periksa pusar anda masing-masing.

08 April 2009

Nehustan - paradoks si ular tembaga

Alkisah di tengah padang gurun bangsa Israel sudah pada bosan hidup mengembara setelah keluar dari Mesir, lalu mulai ngomel-ngomel ke Musa. Konon sebagai jawaban atas omelan yang keterlaluan itu, Tuhan menyuruh ular-ular tedung (mungkin kobra Mesir, asp atau Naja haje) ke antara mereka. Banyak yang bertumbangan akibat sengatan ular-ular ini. Singkat cerita, tujuan tercapai, orang Israel mau bertobat. Tetapi sampai disini ceritanya belum berakhir, malah menjadi agak rumit dan berakibat jangka panjang. Untuk menyembuhkan korban-korban yang masih hidup, Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat patung ular tembaga untuk ditaruh di sebuah tiang. Siapa yang memandang ke ular di atas tiang itu bakal sembuh. Berhasil. Setelah ular tembaga bertengger di tiang tinggi, orang-orang cukup melihat saja ke arah patung tersebut dan, jreeng, sembuh dah. Ajaib, kan?

Cerita tidak berakhir sampai di situ. Ular tedung merupakan jenis ular yang disembah sebagai dewa di Mesir. Cukup banyak peninggalan sejarah dengan coretan menunjukkan peranan ular tedung yang penting dalam kehidupan di Mesir kuno. Hidup sebagai bangsa budak selama ratusan tahun di Mesir, bangsa Israel kuno cukup akrab dengan si ular tedung. Sekarang diperhadapkan dengan sebuah mujizat nyata, siapa melihat ke ular justru sembuh, salah tafsir tentu saja terjadi. Maksud Tuhan sih untuk menunjukkan kemahakuasaan, yang terjadi malah bangsa Israel mengira si ular tedunglah yang punya kuasa menyembuhkan. Langkah pembuatan ular tembaga malah jadi semacam blunder. Patung ular tembaga tersebut tetap disimpan sebagai patung ular bersejarah buatan Musa. Tetapi sejak itu pula patung ular tembaga tersebut diam-diam dikagumi dan disembah oleh orang Israel, sampai pake membakar korban bakaran segala untuk sang patung yang belakangan dinamai Nehustan.

Nama Nehustan konon merupakan permainan kata nachas (ular) dan nachoset (tembaga). Simbolisme ular tembaga ini mungkin yang jadi inspirasi bangsa Yunani untuk menciptakan ular dewa Aesculapius, sang dewa kesembuhan, yang dewasa ini jadi simbol kedokteran. Yang rada lucu adalah, ada kalangan kedokteran yang memakai caduceus, simbol 2 ular berhadapan pada sebuah tongkat, yang sebenarnya bukan lambang dewa kesembuhan tetapi dewa perdagangan alias Hermes. Mungkin karena dokter-dokter modern sudah pada komersil kali yee.

Patung Nehustan akhirnya dihancurkan oleh Raja Hizkia kurang lebih 500 tahun sesudah Musa, karena dipandang telah menjadi berhala untuk orang Israel. Masuk akal, kan kita sudah biasa mengasosiasikan ular dengan iblis? Tetapi ratusan tahun kemudian, penulis kitab Injil menyatakan bahwa ular tembaga yang ditinggikan di padang gurun merupakan simbol Yesus yang disalib di bukit tengkorak.

07 April 2009

Ular dan setan

Bagaimana ceritanya ular mula-mula diidentikkan dengan setan rada kabur. Cerita kuno dalam kitab Torah (Kejadian 3), tidak membuat rumusan itu. Kesimpulan bahwa ular Kejadian 3 adalah identik dengan iblis muncul kemudian. Mohon dicatat, kitab-kitab yang dikenal sebagai kitab-kitab Musa atawa Pentateukh (lima kitab: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan), tidak cerita-cerita ke kita soal adanya iblis dalam hidup manusia. Seolah-olah penulisnya tidak tahu apa-apa soal tokoh mahajahat ini. Iblis baru nongol di kitab Tawarikh (itupun hanya sekali, dan agak kontroversial konteksnya). Dalam kitab Ayub, iblis jadi tokoh di belakang layar atas berbagai penderitaan Ayub. Memang kalau disimak ada kemiripan dengan upaya menjatuhkan Adam dan Hawa ke dalam dosa. Cuma disini iblis tampil tidak frontal berhadapan dengan Ayub. Iblis juga tidak sembunyi-sembunyi sama Tuhan dalam upaya mencobai Ayub, malahan pake acara minta ijin segala. Mungkin dari sini asal mulanya orang mulai curiga alias berhipotesis, jangan-jangan si ular itu iblis yang menyamar.

Hipotesis yang masih samar-samar itu akhirnya makin dibikin tegas di waktu-waktu kemudian. Kitab Henokh, yang dipakai di aliran Orthodox misalnya, berkisah bahwa ada malaekat yang tidak setuju waktu Tuhan bilang mau menciptakan manusia. Ada-ada saja. Ceritanya mereka keberatan, kok mau-maunya sih Tuhan bikin makhluk yang bisa jatuh ke dalam dosa. Ujung-ujungnya di antara malaikat ini ada yang memberontak melawan kebijakan Tuhan, terus diusir dan jadi iblis. Di masa Yesus, si setan sudah merajalela mulai dari kitab Matius dan terus disebut-sebut sebagai sumber onar di sepanjang batang tubuh Perjanjian Baru sampai dijanjiin bakal kalah pada akhirnya di Kitab Wahyu. Pokoknya nasibnya bakal tragis deh. Nah, di Perjanjian Baru ini benar-benar nyata topeng si ular dibuka habis. Pokoknya menurut para penulis kitab ini, sudah tidak lain tidak bukan deh, ular kejadian 3 adalah iblis laknat itu. Julukan 'si ular tua' buat si iblis benar-benar menelanjangi habis-habisan topeng kesayangan yang selama ini ditutup rapat.

Identifikasi ular dengan setan memberi dampak buruk buat kehidupan masyarakat ular biasa di muka bumi. Biarpun nyata-nyata iblis hanya memakai ular sebagai penyamaran (artinya keluarga besar ular sendiri mustinya nggak ada sangkut paut sejati dengan kisah manusia jatuh ke dalam dosa), tapi nasi sudah menjadi bubur. Citra negatif terlanjur melekat pada kaum ular. Orang-orang sudah terlanjur memberi cap jelek kepada ular, seberapa banyak pun amal si ular tidak akan mampu menghapus anggapan buruk masyarakat manusia ini. Ada perang dingin antara manusia yang berdarah panas dengan ular yang berdarah dingin. Dimanapun ular ditemukan, manusia cenderung ingin membunuhnya. Biasanya karena ketakutan. Maklum, sangat sedikit orang yang bisa membedakan mana ular berbisa, mana yang tidak. Selain itu, pawang ular sudah jarang praktek di masa sekarang.

Tidak banyak manusia yang tahu bahwa ular sebenarnya tidak suka cari perkara. Kalau tidak diserang, ular biasanya tidak menyerang. Dia benar-benar menjaga sumpah dan janji seorang pendekar, yang hanya akan memakai ilmunya jika terdesak. Begitulah ular, berjiwa satria, tetapi terlanjur disamakan dengan iblis syaitan yang terkutuk. Jadi jika ketemu manusia, apes dah. Entah yang apes manusianya atau ularnya. Semua gara-gara cerita kuno 3000 tahun yang lalu. Betapa besarnya pengaruh mitos dalam kehidupan umat manusia.

Nafa Urbach bersaing dengan Penerimaan UI


Menyimak trend pencarian di Internet dalam minggu pertama April ini, Nafa Urbach nongol begitu saja di urutan 4 setelah April Mop, Simak UI, dan Penerimaan UI. Tampaknya penerimaan UI sedang hangat di Jakarta dan Indonesia, sebab urutan ke lima juga diisi oleh UI. Setelah penerimaan UI, UGM adalah yang lain yang cukup populer menduduki urutan 6 dan 7.

Tetapi kenapa Nafa Urbach nongol sendirian disana? Saya yang hampir tidak pernah nonton infotainment ini malah jadi penasaran. Jendela pencarian baru segera dibuka dan Nafa Urbach segera diketikkan ... jreng. Hmmm, tidak ada yang mencolok. Hanya di tempat teratas ada situs kapanlagi diikuti beberapa Video Nafa Urbach di Youtube. Apa yang istimewa?

Situs kapanlagi yang menduduki tempat teratas saya jelajahi. Hanya ada gallery foto Nafa Urbach yang memang dari dulu sudah sexy. Selebihnya tidak ada yang isitimewa.

Saya malas melihat-lihat urutan hasil pencarian selanjutnya karena ternyata bertanggal tahun 2005.

Jadi, ada apa ya? Ada apa dengan Nafa Urbach? Kalau anda kebetulan singgah di blog ini tolong kasih tahu saya karena sampai sekarang saya tidak tahu jawabnya, kenapa Nafa Urbach yang sexy bisa bersaing dengan penerimaan UI.

05 April 2009

Ular, Adam dan Hawa

Ular memainkan peranan penting dalam sejarah kehidupan manusia. Paling tidak dari sudut sejarah menurut Alkitab Perjanjian Lama. Konon, Adam dan Hawa yang hidup bahagia di taman Eden, pada suatu hari digoda oleh seekor ular untuk makan buah terlarang. Celakanya, Alkitab mencatat, Adam dan Hawa tergoda. Jadilah cerita yang kompleks ngalor ngidul ke sana kemari, sampai-sampai Yesus perlu disalibkan untuk menebus kesalahan menu itu.

Cerita sederhana yang mirip dongeng antah-berantah itu, ditafsirkan ribuan, mungkin jutaan, kali oleh umat manusia dengan berbagai cara. Berbagai sudut pandang tafsir sudah diterapkan ke cerita ini. Peran Adam, peran Hawa, peran ular, semua sudah dikupas habis-habisan. Tafsiran yang timbul akan mewakili zeit geist masing-masing zamannya. Di zaman rasul Paulus yang kesohor itu misalnya, masih hangat-hangatnya peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus yang menghebohkan membuat para murid merasa perlu membuat metafora Yesus sebagai Adam. Cuma kali ini Yesus tidak salah pilih menu. Menu nikmat menghindari jalan salib ditolakNya. Jadilah cerita penebusan di Kalvari yang mengharu-biru selama ribuan tahun.

Lain zaman lain tafsiran. Di suatu masa ada tafsiran paternalistik maskulinist fanatik ekstrim yang keterlaluan, yang menuding ini semua gara-gara si Hawa yang lemah iman. Lagi-lagi terjadi generalisasi keji kejam, lalu muncul gerakan moral menyudutkan kaum perempuan. Jadilah kaum perempuan sedunia, yang sama bentuk dan jenis kelaminnya dengan Hawa istri Adam itu, dituding sebagai pihak yang bersalah. Mereka pamali menjadi pemimpin, apalagi memimpin sembahyangan. Cukup jadi nomor dua saja, persis di bawah laki-laki. Kadang-kadang, keterlaluan, mereka diperlakukan sampai lebih rendah dari binatang, dijadikan pampasan perang, jadi persembahan ke raja-raja hidung belang, kalau kawin tidak usah ditanya kesediaannya langsung dikawini saja. Tudingan bahwa si Hawa (dan otomatis semua kaum perempuan) lemah iman, juga merembet-rembet sampai ke jenis mode pakaian yang harus dikenakan. Perempuan diminta dengan hormat lagi sangat untuk tidak memakai pakaian yang bisa menggoda. Maklum, ada tafsiran ekstrim rada porno yang memandang buah terlarang yang dilarang Tuhan itu sebenarnya adalah hubungan sex. Jadi demi mencegah supaya perempuan jangan sembarangan saja mengumbar sex dimana-mana, pakaiannya harus dibuat sedemikian tidak fleksibelnya sehingga mengurangi niat dan kesempatan. Ingat juga bahwa praktek khitan perempuan dengan memotong klitoris bertujuan juga untuk membabat nafsu sex perempuan. Padahal kalau dipikir-pikir, siapa sih yang lebih besar nafsunya, laki atau perempuan? Kayaknya sama saja deh, kita semua manusia kan?

Lain lagi doktrin tentang benih si ular. Doktrin yang muncul sekitar abad ke-9 di ini lebih nyeleneh lagi otak pornonya. Tega-teganya mereka mengatakan bahwa yang terjadi di taman Eden itu adalah hubungan sex antara Hawa dengan si ular yang mengakibatkan Hawa sampai hamil. Nah, karena anak pertama Hawa adalah si Kain (yang digambarkan temperamental), ditudinglah bahwa Kain adalah anak luar nikah hasil hubungan gelap si Hawa dan si ular. Cocoklah ceritanya kenapa si Kain sampai hati membunuh adik sendiri, begitulah setidaknya yang diyakini para rabbi Kabbala, sebuah sekte Yudaisme.

Semua ini tidak akan terjadi tanpa peranan ular. Tanpa ular, tidak ada peran antagonis. Didalam kisah tanpa akhir itu, posisi Adam dan Hawa sebenarnya dalam keadaan yang sangat bisa diperdebatkan. Itu sebabnya, karena penulis ceritanya tidak memberi petunjuk pasti tentang apa yang dia ingin ceritakan sebenarnya, cerita satu pasal ini jadi terbuka sekali terhadap semua tafsir. Kalau posisi Adam dan Hawa ada di daerah abu-abu, lain lagi peran ular. Jelas dalam adegan itu, dialah biang keladinya. Tokoh antagonis yang jelas sekali peranannya, sampai-sampai orang tidak begitu menggubrisnya lagi. Karena tampak begitu nyata kasat mata terbuka sebagai tokoh jahat, tafsir terhadap ular begitu saja disepakati bersama sebagai, tidak lain dan tidak bukan, si Iblis. Padahal dalam kisah Kitab Kejadian 3 tak sekalipun disinggung-singgung ular sebagai Iblis. Tafsir bahwa ular adalah si Iblis mungkin baru muncul jauh belakangan, bahkan jangan-jangan nanti pada zaman Yesus. Pada kisah aslinya hanya bercerita tentang ular yang bisa bicara. Aneh bin ajaib, believe it or not, semuanya telah tercatat sebagai sejarah suci.

Pidato Gaya Pejabat Indonesia

Yang terhormat Bapak Gubernur Provinsi Anu

Yang terhormat Bapak Gubernur Provinsi Anu dan Ibu
Yang terhormat Bapak Kepala Dinas Urusan Ini dan Ibu
Yang terhormat Bapak Kepala Dinas Urusan Itu dan Ibu
Yang terhormat Bapak Kepala Balai Anu dan Ibu
Yang terhormat Ibu Kepala Balai Ini dan Bapak
Yang terhormat Para Bupati se-Provinsi Anu dan Ibu
Yang terhormat Para Camat
Yang saya hormati para undangan dan hadirin sekalian

Apakah anda cukup familiar dengan kata-kata dengan pola seperti di atas?
Dan apakah anda sudah terbiasa untuk bersabar menunggu sampai si pembicara selesai dengan ritual penghormatan suci ini?
Jika ya, berarti anda warga negara Indonesia yang sudah cukup senior.

Jika anda salah seorang di antara para hadirin, apakah yang anda lakukan ketika si pembicara sedang melalui ritual inisialisasi ini?
Berikut ini adalah beberapa hal yang biasanya dilakukan orang:
(Maaf, daftarnya cukup panjang, kenyataannya memang biasanya hanya sedikit yang benar-benar menyimak bagian "pendahuluan" ini):
* Diam sambil menatap si pembicara dengan sabar
* Berbisik-bisik kepada teman di sebelah
* Menguap
* Membaca brosur acara
* Tidur
* Ngobrol (sampai ngakak)
* Menelpon
* Mengetik SMS
* Main game di handphone
* Browsing internet di handphone
* Menunggu nama dan jabatannya disebutkan di pembicara, ketika namanya disebutkan langsung manggut-manggut dengan muka serius
* Memperhatikan dengan teliti urutan penyebutan nama dan jabatan, kalau ada kesalahan urutan siap-siap memprotes sebagai kesalahan protokol
* Tidak memperhatikan pembicara tetapi melihat-lihat hal lain di sekitar tempat acara
* Pergi ke toilet
* Memperbaiki kosmetik
* Mengipas-ngipas sambil mengeluh kegerahan dan acaranya lama banget
* Memotong kuku
* Makan kue / minum
* Bikin lipatan pesawat kertas dari brosur acara
* Menulis sesuatu di notes yang dibawa
* Bikin sketsa / kartun
* Merekam pidato
* Mengetik di laptop
* Mengutak-atik kamera digital
* Memotret suasana acara
* Melamun

Berapa banyak orang yang memperhatikan "pendahuluan rutin" itu? Biasanya sedikit. Kalaupun ada, biasanya yang memperhatikan hanya pejabat yang mengharapkan namanya disebutkan. Konyolnya, urutan penyebutan tersebut jangan sampai salah, sebab mungkin sekali bakal ada yang tersinggung. Anda bisa dipandang menurunkan gengsi Bupati kalau Bupati, misalnya, disebutkan setelah Camat.

Apa fungsi pendahuluan rutin yang sering bertele-tele ini?
Mungkin salah satu atau beberapa hal di bawah ini:
* Wujud salam budaya. Konon budaya kita adalah budaya saling hormat menghormati. Tapi benarkah harus berpanjang-bosan seperti itu?
* Perwujudan suasana feodal, hirarki atasan bawahan harus runut benar.
* Untuk menjilat atasan.
* Untuk memperlihatkan kepintaran berpidato (benarkah?)
* Sebagai pengisi waktu atau menunda-nunda waktu sambil pikir-pikir mau bicara apa.
* Untuk membuat hadirin mengantuk, sehingga tidak memperhatikan lagi pidato yang memang tidak ada isinya.

Pesan: Mari kita hentikan rutin yang paling membosankan dan konyol ini. Ganti saja dengan kata-kata paling Indonesia: "Saudara-saudara sekalian yang saya hormati." Menurut pendapat saya, kata-kata itu sudah mencakup semua penghormatan dan penghargaan yang ingin kita berikan kepada siapapun yang hadir saat itu.

04 April 2009

Produk Mozilla | Keamanan


Mozilla Firefox melakukan klaim berani dengan sebuah fakta penelitian independen tentang keamanan Firefox versus Internet Explorer. Klaim ini sekali lagi memberikan bukti tentang keunggulan konsep Open Source (seperti Server Apache) dibandingkan konsep tertutup software proprietary.

PS: Posting ini sebenarnya merupakan testing untuk add on istimewa dari firefox yang bernama Dash Blog. Add on atau pengaya ini memungkinkan kita mengambil Screenshot atau sebagian teks dari layar firefox kemudian langsung memposting hasilnya ke dalam blog yang kita pilih. User interfacenya juga sangat bagus (fungsional). Anda yang suka mengomentari berita terkini di internet akan sangat terbantu dengan Add-on ini.
Custom Search